17 Agustus 2015
10.56


Masih sangat jelas ku rasakan dia bergetar saat memelukku...


Kadang memilih untuk berpisah padahal masih sangat ingin bersama memang harus dilakukan.
Kau harus tetap tersenyum, melepasnya tanpa air mata agar semuanya "terlihat" baik baik saja.
Kau tak boleh menangis agar "terlihat" kau ikhlaskan semua rasa dan kebiasaan yang entah nanti apakah kau bisa lalui lagi tanpa dia.
Entah, apakah esok lusa kau akan rela bila dia tertawa dan orang lain yang menyaksikan dia tertawa sebahagia itu.
Entah, apakah esok lusa dia akan memeluk orang lain begitu erat, hingga bergetar sampai dia lupa dan menggantimu, mengganti mimpi yang dulu hanya kau dan dia yang tahu. Mimpi yang dulu selalu kalian perdebatkan, kadang diakhiri dengan diam, kadang diakhiri dengan tertawa bahagia dan pelukan.
Tapi, hidup harus terus berjalan.
Kau tidak mungkin selalu melihat kebelakang, walau kau tahu dia akan selalu ada disana.
Menjaga agar tak saling melukai lagi lebih penting daripada selalu bersama dan diakhiri dengan air mata.
Mungkin,
Kali ini Tuhan mempertemukan-mu dan dia agar kalian belajar, bahwa sesungguhnya, rasa sayang itu tidak hanya tentang "Saling Menyayangi", semakin kau dewasa kau akan tahu, bahwa menjaga perasaan orang yang kau sayangi lebih penting daripada hanya sekedar memilikinya tapi kalian sama sama terluka. Bahwa sayang itu adalah tentang menjaga, menjaga semua kenangan, menjaga perasaan, mungkin saat kau telah berada di dasar tanahpun biarlah hanya kau dan dia yang tahu perasaan apa yang pernah kalian simpan. Biarlah hanya kalian yang tahu, bahwa kalian pernah saling membahagiakan. Bahwa kalian pernah memimpikan hidup tua bersama, mimpi kalian bahwa nantinya perbedaan diciptakan untuk menyatukan kalian.


Menangislah sayang, aku tahu tak semudah itu melepaskan sesuatu yang sudah menjadi bagian dari kebiasaan tak akan mudah, dan tak akan pernah mudah.
Biarlah, mungkin esok lusa kita bisa bertemu di waktu yang tepat, entah saat kau mengantar putri sulung mu ke sekolah dan kita sudah melupakan semuanya.
Atau saat kau dan aku sama sama melihat kebelakang dan saling menemukan. Saat kita tahu bahwa selama ini kita masih sama sama menunggu. Menunggu saat yang tepat untuk bersama.
Entah, aku tak tahu mana yang lebih menyenangkan. Tapi semoga saja saat waktu itu tiba, kita sudah cukup dewasa dan mengikhlaskan ego yang sekarang membuat kita sama sama terluka.


PS: Selamat Ulang Tahun Indonesia!



Read More
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home