Mungkin bagi sebagian orang udah familiar banget sama masker ini, karena memang campaign nya melibatkan banyak beauty enthusiast. Tapi mungkin review saya ini akan sangat berbeda dari para beauty enthusiast itu, karena saya sedikit kecewa dengan produk ini.
Di mulai dari customer service nya yang menurut saya memiliki nilai 4/10. Sampai produknya sendiri.
Saya tipikal orang-orang yang tidak menyukai pre-order. Saya sudah melihat masker ini seliweran di timeline  instagram saya sejak lama, dan saya sangat tertarik dengan produk ini karena campaign nya memang luar biasa. Semua review yang saya lihat adalah positif, sampai pada suatu hari akhirnya saya memutuskan membeli produk ini. Mungkin memang peminat produk ini sangat banyak ya, jadi chat saya selalu dibalas satu hari kemudian, bahkan ada yang sampai dua hari. Saat saya menanyakan stock produk ini, admin line mengatakan bahwa produk ini ready, saya transfer saat itu juga, lalu saya bertanya kapan barang saya akan dikirim, dan dibalas sehari setelahnya bahwa barang akan dikirim dua hari lagi. Yang artinya paket saya tersebut terhambat 3 hari. Laluuuu dua hari kemudian saya chat lagi apakah barang sudah dikirim atau belum, dan kemudiaaan dibalas keesokan harinya bahwa barang akan dikirim dua hari lagi. Mungkin beberapa dari teman-teman menganggap ini hal yang biasa ya, menunggu satu minggu. Tapi tidak untuk saya, jika saat saya bertanya stock produk dia mengatakan produknya tidak ready, saya pasti tidak jadi beli karena saya tidak biasa menunggu. Karena saya bukan tipikal pembeli yang sabar, saya sadar diri tidak mau membeli barang yang pre-order. Tetapi disini dia mengatakan ready tapi kenyataannya barang nya tidak dikirim-kirim juga. Sedih memang jadi saya.
Sampai akhirnya, saya comment di instagram pinklab.co ini, dan comment saya di hapus oleh pihak mereka, lalu mereka direct message (dm) di instagram saya berkata bahwa saya seharusnya chat ke line saja, padahal sudah 2 hari line saya tidak di balas. Saya masih membalas chat tersebut dengan baik. Sampai akhirnya, ada customer lain yang mention saya di kolom komentar pinklab.co tersebut, lalu saya reply dan kemudian. Pihak pinklab.co mengirim saya dm lagi bahwa saya tidak boleh komentar aneh-aneh di instagram mereka, atau saya akan di block. Sedih yhaaaa.
Pada akhirnya ini Dead Sea Mask saya sampai 10 hari kemudian (kalau tidak salah) yang jelas lebih dari satu minggu.

Saat yang ditunggu pun tiba, saya mencoba produk ini, dan hasilnya: BRUNTUSAN
Saya tahu bahwa produk kecantikan itu memang cocok-cocokan tapi yang ini saya sangat kecewa, memang harganya tidak terlalu mahal, hanya 120.000 tetapi dengan pengalaman diatas yang saya ceritakan diatas, saya sungguuuuh kecewa sekali.
Atau mungkin memang masker ini berpengaruh, jika kulit wajah kalian tidak banyak masalah seperti saya. Seperti para beauty enthusiast  tersebut yang kulitnya sudah sehat, di tambah masker ini ya makin sehat,
Bagi saya, masker ini skornya; 5/10
Tetapi saya kadang masih memakai masker ini, karena: Sayang aja woi udah di beli.
Semoga setekah beberapa kali pemakaian akan benar-benar terjadi perubahan (sampe saya menulis artikel ini sudah sekitar 6x pemakaian tidak ada perubahan, dan tetap bruntusan).

Yaaa itu saja review yang saya rasakan, sebenernya ini bukan review ya, tapi curhat! Hahaha.
Semoga saja saat ini pelayanan di pinklab.co sudah semakin baik.

ps: saya sertakan screenshot beberapa dm saya dengan pihak pinklab.co.


Read More
Halo!
Alhamdulillah setelah menyelesaikan kuliah 4 tahun, sekarang saya sudah diterima bekerja di salah satu perusahaan di kawasan Sudirman - Jakarta. Saya tidak akan bercerita tentang bagaimana pekerjaan saya, karena bukan hal yang menarik untuk diceritakan. Hahaha.
Tapi saya mau berbagi pengalaman tentang: "Bagaimana sih saya menghadapi pekerjaan pertama saya?"
Semasa kuliah, saya bukan tipe mahasiswa yang rajin, bisa dikatakan sedikit pemalas! Haha saya sering bangun kesiangan, mengobrol dikelas, menyepelekan tugas, bikin tugas cuma sekedar "yang penting ngerjain" aja. Tidur larut malam, capek sedikit saya bolos. Yaaa tipikal- tipikal mahasiswa malas pada umumnya sih. Naaah banyak banget yang bilang "Welcome to the jungle" setelah saya lulus kuliah. Setelah lulus, saya pengen buru buru kerja. Dan hasilnyaaaaa, bener bener berat banget jalaninnya! Hahahha hal pertama bagi saya yang paling berat adalah: Bangun pagi. Saya terbiasa tidur jam 2 pagi, bangun jam 10 pagi. Saat saya sudah bekerja, saya dituntut untuk bangun jam 5 subuh! Jam 6 harus berangkat, saya ngga ada masalah sama perjalanan jauh dan pekerjaannya. Tapi bangun paginya ini loh. Jadi, tipsnya supaya bisa bangun pagi:

  1. Niat! Niat dulu, kerjainnya belakangan. Tapi dengan niat yg kuat insyaAllah ada jalan.
  2. Tidur lebih cepat. Ini sih udah pasti ya, semenjak saya kerja saya tidur paling malam jam 11. Dari yang biasanya jam 2 pagi. Saya dulu sempat mengira saya insomnia, tetapi semua itu palsu. Saya tidak bisa tidur cepat karena kebanyakan tidur siang! 
  3. Olahraga. Sebelum tidur coba workout sedikit, 10 menit cukup agar kita merasa lelah dan tidur lebih nyaman.
Setelah bangun, perjuangan belum berhenti sampai disitu saudara saudara. Saya harus berperang melawan kerasnya Ibukota. Hufttttt. Saya masih bingung orang-orang yang menggunakan mobil berangkat dari Bogor -  Jakarta. SETIAP HARI. Berbarengan dengan orang-orang lain diluar sana. Astaga.
Saya lebih memilih transportasi: Commuter Line (KRL).
Depok - Sudirman 4.000 saja!
Bagi kalian yang belum pernah naik KRL.
Fyi.
JANGAN NAIK KERETA JAM 05-09 PAGI
Subhanallah. Dulu saya kira naik kereta jam 4 sore itu udah parah banget. Ternyata ada yg lebih parah.
Bayangan bakal sampe kantor dengan cantik sirna. Rambut tak badai lagi, baju tak rapih lagi. Tas rusak. Sepatu terinjak-injak.
Sedih.
Nah yang harus kalian persiapkan untuk menumpang angkutan cepat-murah-meriah-mantap ini adalah:

  1. Pastikan jadwal. Kalian harus memastikan jadwal KRL berikut dengan menit-menitnya, misal 6:48, 7.03. Saat sudah bekerja, perbedaan waktu 5 menit saja sungguh sangat berarti.
  2. Gunakan sendal. Kenapa? Untuk saya pribadi, saya tidak rela melihat sepatu saya terinjak-injak didalam KRL ini. Bahkan sepatu kesayangan kalian bisa saja putus loh!
  3. Bawa tas dengan resleting. Kejahatan memang tidak bisa di hindari, tetapi kita bisa mengantisipasi, gunakan tas dengan resleting agar isi tas kita tidak mudah di intip orang lain. Biasanya saya meletakkan tas saya di tempat yang telah disediakan, dibagian atas. Tapi sekarang sudah banyak modus baru yaitu menukar tas nya, jadi kita harus terus memperhatikan dimana tas kita berada ya!
  4. Jangan pakai baju yang mudah kusut. Ini penting gaes! Saya pernah ingin kembali lagi kerumah setelah melihat wujud saya saat turun dari kereta. Baju kusut dan lepek dengan keringat. Rasanya malu untuk melanjutkan perjalanan ke kantor.
  5. Sarapan. Bagi saya, ini adalah hal paling penting saat ingin naik KRL. Saya bisa pingsan kalau sebelum berperang di dalam KRL saya tidak makan terlebih dahulu. Perut tertekan, menghirup oksigen sulit, bergerak susah. Ahh kalian harus mempersiapkan energi dengan sarapan terlebih dahulu ya.
Banyak duka-nya bukan naik KRL? Jangan takut, memang se-pahit itu kok naik KRL. Tetapi saran saya, tidak usah berteriak-teriak di KRL. Hargai penumpang lain yang sedang berusaha. Jika memang masih tersedia tempat untuk berpijak, maka berikan orang lain jalan. Jangan marah-marah saat ada seseorang yang ingin masuk KRL. Saya sering kali mendapati beberapa penumpang, khususnya kita wanita yang berteriak-teriak bahwa KRL sudah tidak muat lagi alias penuh, padahal saya didalam masih terasa lega. Hanya saja orang-orang di depan pintu tidak ingin mengalah untuk masuk sehingga penumpang lain tidak dapat masuk. Bukan hanya kita saja yang ingin berangkat kerja, tapi orang lain juga. Pernah juga beberapa kali saya ditolong untuk masuk ke dalam KRL yang penuh, saat beberapa orang meneriaki saya agar tidak masuk, ada seseorang yang mengulurkan tangannya, sambil bilang "Mbak ayo mbak naik aja masih muat" saya langsung terharuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.... Masih ada orang baik di luar sana. Semoga rejekinya banyak yaa mbak-nya.
Mari kita bersama-sama doakan pembangunan MRT dan LRT di Jakarta cepats selesai ya saudara-saudara. Dengan harapan beban bertarung di KRL dapat berkurang.

Setelah selesai dengan urusan per-KRL-an biasanya saya naik angkutan umum lain yaitu; KOPAJA.
Tidak semenakutkan KRL sih, tapi disini banyak copet dan kalian harus berhati-hati saat turun. Angkutan ini tidak berhenti dengan sempurna saat kita akan turun, tetapi hanya memperlambat lajunya. Jadi, pastikan kalian tidak terjengkang saat turun ya.

Biasanya, saat sampai kantor saya langsung ke toilet untuk touch-up, saya tidak pernah memakai make-up sebelumnya saat kuliah, tetapi setelah kerja ada rasa malu yang luaarrrr biasa melihat orang lain bening dan rapih sedangkan; "Kenapa gue kucel banget woi??????"
Ya di toilet saya merapikan sisa-sisa perjuangan di KRL, baju, kerudung berganti sepatu dan memakai bedak agar dan supaya tidak seperti gembel masuk kantor.

Well, sekian tips menghadapi kerasnya ibu kota dari saya. Mungkin yang saya rasakan saat ini masih 0,00005% dari kerasnya ibu kota yang sebeneranya. Tapi saya tahu, tidak ada yang terlalu berat untuk kita jalani, semua hanya butuh "terbiasa".
Semangat untuk kita semua yang mencari pengalaman di Ibu kota!

Read More
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home