A. Cloud Computing





Komputasi awan adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (Komputasi) dan pengembangan berbasis internet (Cloud). Kenapa disebut Awan/Cloud? karena gambar awan biasanya digunakan untuk melambangkan internet pada suatu diagram jaringan komputer.
Internet bisa dianggap cloud besar. Cloud berisi komputer yang semuanya saling tersambung. Dari situlah berasal istilah 'cloud'. Jadi semuanya disambungkan ke 'cloud', atau cloud itu.“ (Stevan Greve).

Dengan Cloud Computing, data-data, layanan, dan aplikasi yang kita gunakan tidak tersimpan di komputer melainkan di internet. Sebagai contoh beberapa layanan dari google adalah google mail (aplikasi email web base), google drive (tempat penyimpanan online), google doc/spreadsheet (Aplikasi office online), YouTube (tempat sharing video online), dll. 

Implementasi Cloud

·         A. Software as a service (SaaS)
Software as a Service, berbentuk aplikasi, contohnya adalah Salesforce, NetSuite.

B. Platform as a service (PaaS)
Platform as a Service, implementasi dari database, file
system, web server, middleware, contohnya adalah
Heroku, Engine Yard, Azure.

C. Infrastructure as a service (IaaS)
Infrastructure as a Service, berbentuk virtualisasi dari
infrastruktur seperti Amazon, Rackspace.

·       D.  Network as a Service (NaaS).
Layanan NaaS secara tradisional  termasuk VPN dan bandwidth on demand. Perwujudan konsep NaaS juga mencakup penyediaan layanan jaringan virtual oleh pemilik infrastruktur jaringan kepada pihak ketiga.

Kelemahan Cloud Computing

Service Level
Privacy
Compliance
Data Ownership
Data Mobility

Syarat Cloud Computing

On-Demand Self-Services
Broad Network Access
Resource Pooling
Rapid Elasticity
Measured Service


B. Grid Computing



Grid Computing atau komputasi grid adalah pemecahan masalah komputasi dalam skala besar dengan menggunakan sumber daya yang melibatkan banyak komputer yang terdistribusi dan terpisah secara geografis.

Elemen-Elemen dalam Komputasi Grid

Penerapan teknologi grid computing atau komputasi grid pada kalangan yang membutuhkan, wajib memiliki elemen-elemen tertentu. Secara garis besar, 3 elemen pokok dari infrastuktur grid adalah:
1.            hardware/sumber daya;
2.            software; dan
3.            brainware (orang yang memelihara dan memakai komputasi grid).

Hardware dalam komputasi grid mencakup perangkat penyimpanan, prosesor, memori, jaringan, dan software yang di desain untuk mengelola hardware ini, misalnya database, manajemen penyimpan, manajemen sistem, server aplikasi, dan sistem operasi. Hardware pada grid komputing di atur secara lokal, dan hardware yang berbeda memiliki kebijakan dan cara kerja yang berbeda. Hardware dan user grid komputing sering bersifat dinamis tergantung penerapan grid tersebut.
                Software merupakan suatu perangkat yang menghubungkan semua middleware-nya. Middleware itu sendiri adalah bagian dari software, yaitu lapisan sofware yang terletak antara sistem operasi dan aplikasi yang berfungsi sebagai penghubung komunikasi antar-objek dari sistem yang berbeda. Unsur-unsur dasar suatu middleware adalah keamanan (security), pengaturan sumber daya (resource management), pengaturan data (data management), dan layanan informasi (information services). Contoh beberapa middleware adalah Globus Toolkit, Gridbus, Microsoft’s COM/DCOM, Unicore, dan masih banyak contoh-contoh middleware lainnya.
                Brainware dalam komputasi grid hanya meliputi pemelihara dan pemakai grid. Dahulu grid computing cenderung hanya di pakai oleh para ilmuan untuk kepentingan ilmiah. Pada saat itu memang ekspose terbesar lebih banyak pada proyek-proyek sains, seperti riset genetika, fisika dan yang paling terkenal adalah proyek SETI ( Search for Extra Terrestrial Intelligence ) atau riset pencari kehidupan di luar bumi. Hal ini memunculkan persepsi bahwa teknologi komputasi grid ini sulit di terima di kalangan non-ilmuan, terutama di kalangan bisnis. Namun, sekarang penerapan komputasi grid telah merambah penggunaanya bukan hanya pada proyek sains saja. Bahkan baru-baru ini, teknologi grid computing telah di kenalkan pada dunia enterpreneur dan mendapat banyak respon positif.

Cara Kerja Komputasi Grid

Grid computing bekerja dengan membagi informasi yang didapat dengan komputer lain sehingga komputer tersebut dapat bekerja jauh lebih baik. Suatu komputer dapat menjadi superkomputer jika memakai sistem ini. Walaupun teknologi ini masih belum sempurna, tetapi sudah banyak pemakaian dari sistem ini.
Konsep kerja grid computing adalah membagi muatan pekerjaan pada banyak computer untuk menyelesaikan tugas lebih cepat dan lebih efisien. Sistem ini menghubungkan berbagai macam sumber daya computer secara bersama. Sehingga satu komputer dapat mengakses seluruh kekuatan komputer di dalam sistem.
Pada umumnya, suatu sistem grid computing membutuhkan hal – hjal berikut:
1.            Sebuah komputer sebagai control node.
2.            Jaringan komputer.
3.            Middleware.
Middleware menjadikan komunikasi antar jaringan menjadi memungkinkan. Sedangkan control node berfungsi mengatur seluruh kegiatan dalam jaringan tersebut. Ini menentukan sumber daya apa yang bisa diakses oleh komputer lain, mengatur sistem agar tetap optimal dan menentukan tugas yang akan dikerjakan.

Manfaat dan Hambatan Teknologi Grid Computing

Penggunaan Grid Computing System untuk perusahaan-perusahaan akan banyak memberikan manfaat baik manfaat secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa manfaat tersebut antara lain:
1. Gridcomputing menjanjikan peningkatan utilitas, dan fleksibilitas yang lebih besar untuk sumberdaya infrastruktur, aplikasi dan informasi. Dan juga menjanjikan peningkatan produktivitas kerja perusahaan.
2.    Karena oracle telah berbasiskan  grid computing, maka perusahaan yang menginginkan kemajuan dan perbaikan kinerja bisnisberbiaya rendah bagi aplikasi transaksional, business intelligence dan knowledge management dapat menggunakan solusi grid computing dari Oracle.
3.    Grid computing bisa memberi penghematan uang, baik dari sisi investasi modal maupun operating cost–nya.
4.  Walaupun dapat memberikan penghematan, Grid computing juga dapat mendongkrak kecepatan komputasi dari mesin-mesin yang ada. Sehingga kerja perusahaan dapat lebih efektif dan efisien.

Beberapa hambatan yang dialami oleh masyarakat Indonesia dalam mengaplikasikan teknologi grid computing adalah sebagai berikut :
1. Manajemen institusi  yang terlalu birokratis menyebabkan mereka enggan untuk merelakan fasilitas yang dimiliki untuk digunakan secara bersama agar mendapatkan manfaat yan lebih besar bagi masyarakat luas.
2 Masih sedikitnya Sumber Daya Manusia yang  kompeten dalam mengelola grid computing. Contonhya kurangnya pengetahuan yang mencukupi bagi teknisi IT maupun user non teknisi mengenai manfaat dari grid computing itu sendiri.


ANALISA JURNAL

JURNAL ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENERIMAAN KAS DENGAN MODEL REA (STUDI KASUS PADA
MICHIGAN INTERNATIONAL ENGLISH SCHOOL)

Di dalam jurnal ini membahas analisis dari perencanaan system informasi akuntansi penerimaan kas dengan model REA pada badan usaha bidang pendidikan yaitu tempat k­ursus bahasa Inggris.
Berdasarkan hasil penilaiain sistem penulis, terdapat beberapa kelemahan yaitu:

1. Ada kekurangan bagian dalam hal penerimaan kas.
2. Masih ada kekeliruan pada bagian Akademik yang pembuat kwitansi dan menerima uang pertama kali dari siswa.
3. Adanya kekeliruan pada penyetoran uang setiap bulannya dilakukan oleh pimpinan.


Bagan alir dokumen Michigan International English School yang sedang berlangsung


Melihat kecacatan tersebut, penulis mengevaluasi dan mengusulkan alur baru bagi Michigan International English School

Bagan alir dokumen Michigan International English School yang diusulkan penulis


Penulis mengusulkan untuk membuat aplikasi keuangan menggunakan Visual Basic. Perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada yang efektif untuk dapat diterapkan terdiri dari DFD, REA dan penggunaa software visual basic sehingga pencatatan dan perhitungan lebih efesien dan efektif serta memiliki back up data yang baik. Penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan kas terkomputerisasi secara ekonomi layak untuk diterapkan hal tersebut dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk penerapan sistem informasi akuntansi secara komputerisasi lebih menguntungkan perusahaan dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam mejalankan sistem informasi akuntansi secara manual. Dengan aplikais ini, diharapkan tidak lagi terjadi kerangkapan
wewenang dan tanggung jawab yaitu pada bagian akademik.














Read More
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home